Hari
ini aku tidak menyangka, bahwa teman satu kegiatan di sebuah Even organizer adalah
sosok yang inspiratif. Yang mampu memberikan pelajaran sekali gus menggugah
kembali keinginan lamaku yaitu di bidang bisnis kuliner.
awalnya
kami tidak terlalu dekat. Mungkin hanya sebatas kenal saja. Karena memang kami
satu jurusan. Namun tiga minggu taerakhir ini kami dipaksa harus berhubungan
intens. Karena kami di persatukan dalam sebuah Evenat Organizer sebuah kegiatan
di kampus. Dan kebetulan aku ditunjuk menjadi ketua pelaksana dan beliau ini di
konsumsi. Hubungan kamipun baik – baik saja selama ini. Namun kami jarang
ngobrol menyinggung terkait kehidupan pribadi. Berbeda dengan kejadian hari
ini. Akupun sadar sesuatupun yang terjadi tidak lepas dari kuasa-Nya.
Hari
ini kami janjian di sebuah gedung di kampus, karena kami bermaksud membahas
estimasi konsumsi untuk kegiatan yang sedang kami hadapi. Tadi sore, hujan rintik
terus membasahi tanah, sehingga seakan tidak memberikan kesempatan kepadaku
untuk pergi. Akhirnya pertemuan kamipun di undur kemalam hari tepatnya setelah
isya.
Disaat
malam menjelang akupun segera pergi menuju kampus. Mungkin dimana rekanku ini
sedang menunggu. Akupun berjalan, meski sebenarnya setiap aku terlibat dalam
sebuah acara aku sangat merasakan kemalasan yang sangat luar biasa.akan tetapi
yang pertama, ini adalah sebuah tanggung jawab dan amanah. Kemudian aku
berharap juga dengan aku mengikuti kegiatan – kegiatan yang positif dapat
menambah pengetahuan dan sahabat. Sesampai dikampus, ternyata temanku ini belum
datang. Akhirnya aku hubungi. Singkat cerita ia menyuruhku menunggu
sebentar.
Hujan
kini telah turun kembali, malam kian sepi dan sunyi. Dimana mungkin orang lain
telah pergi. Dikegalpan malam dan derasnya hujan. Orang yang aku tunggu muncul
sambil melambaikan tangan dan di susuli dengan teriakan minta maaf.
Perbincangan
kami pun dimulai dengan pembahasan persiapan konsumsi untuk kegiatan yang akan
kami hadapi. Setelah kesana kemari membahas terkait kegiatan, tanpa sadar
akumenanyakan sesuatu terkait kehidupan masalalunya dan usaha yang lumayan
sukses untuk ukuran seorang mahasiswa.
Lagi
dan lagi aku tertegun melihat diriku sangat jauh dengan ia, ia mungkin bisa
dikatan adalah seorang pekerja keras, disiplin dan resisten. Iapun bercerita
tentang usahanya. Dimulai ketika kelas dua sekolah menengah atas di sebuah
acara bazar dengan membuat nasi bakar. Nasi bakar yang mungkin sekarang membawa
ia kepada kesuksesan. Di hari pertama bazar, nasi bakar ini tidak laku satupun.
Ia cukup kecewa, namun tentu ia berharap di esok harinya bisa terjual. Dan betul
nasi bakar yang dihari pertama tidak terjual sautpun, dihari berikutnya ludes
tak tersisa sedikit pun. Karena orang – orang telah mengetahui cita rasanya.
Kesuksesan
di bazar menjadi pemicu semangat untuk berwirausaha di usisa muda. Akhirnya ia
memutuskan untuk mendirikan usaha nasi bakar, yang pada saat itu juga kebetulan
belum ada yang sama dengan usahanya. Dengan memanfaatkan keuntungan yang
didapatkan dari bazar. Di awal usahanya sahabatku ini mendirikan usaha nasi
bakarnya bersama teman sebangkunya. Dan produksinya pun hanya dilakukan
seminggu sekali. Karena pasarnyapun
hanya melingkupi car free day saja. Dari modal yang kecil akhirnya
menjadi uang yang lumayan cukup untuk menyewa sebuah tempat usaha. Dari dua
personil bertambah menjadi lima personil. Namun ada ketidak harmonisan diantara
perosnil mereka dan akhirnya berimbas kepada usaha yang mau tidak mau harus
berhenti untuk sejenak.
Tidak
menyerah begitu saja di tahun berikutnya, dengan modal seadanya ia menitipkan
produknya ke temanya untuk di jual. Dan akhirnya ia sekarang memiliki tempat
usaha kembali dan lumayan sukses dalam mengelola usahanya meski sendiria. Good luck my friend aku akan segera menyusul
No comments:
Post a Comment