Si Mas Hasan

Sharing Information and know more knowledge

Saturday, August 15, 2015

Personal Branding adalah seni mempromosikan Diri,untuk menunjang kesuksesan







beberapa yang lalu saya mengikuti sebuah seminar di bandung, dengan Tema Branding Diri yang dibawakan oleh Ibu Popy, di bawah ini adalah Resume seminar tersebut, namun juga di tambahkan beberapa sumber untuk melengkapinya


What's in a name? Petikan kalimat legendaris yang mempertanyakan arti penting sebuah nama ini mungkin saja menurut Anda sudah tidak relevan dengan perkembangan jaman. Sebab saat ini, nama bukan sekedar penunjuk identitas diri semata, melainkan bisa menjadi aset bernilai tinggi, yang jika dimanfaatkan sebaik-baiknya dapat mendatangkan keuntungan bagi pemiliknya.
Dengan personal branding, seorang individu membangun citra (image) dan identitas diri tertentu untuk mempengaruhi orang lain agar memiliki persepsi dan emosi yang positif terhadap karakter, kepribadian, kemampuan, kompetensi dan nilai yang ditampilkan. Jika brand image ini telah melekat kuat, dengan sendirinya sebuah nama akan menjadi simbol dan terkenal sehingga menjadi referensi utama manakala hal-hal yang berkaitan dengannya disebutkan.
Personal branding juga diperlukan dalam kepemimpinan, terutama untuk menciptakan efek penokohan atau figure pada diri seorang leader. Prosesnya diawali dengan mengenali siapa diri Anda yang sebenarnya dan bagaimana Anda ingin dikenal. Selanjutnya adalah membangun reputasi dengan mengoptimalkan kekuatan dan keunikan diri yang dimiliki lalu mempromosikannya kepada publik.
Kesuksesan mengelola brand bukan ditentukan oleh seberapa familiar masyarakat terhadap nama Anda, sebab itu baru tahap membangun awareness saja. Personal branding Anda dianggap berhasil manakala Anda berhasil tampil lebih menonjol atau stand out diantara pemimpin lain sehingga publik pun menjatuhkan pilihannya hanya kepada Anda.
Sama halnya dengan produk yang memiliki nilai unik dan dipasarkan dengan strategi yang jitu, Anda juga membutuhkan dua hal penting tersebut dalam membangun personal branding. Masih ada beberapa hal lainnya yang harus diperhatikan untuk menciptakan brand diri yang sukses, seperti cara yang disebutkan di bawah ini:
Kenali kelebihan dan kekuatan diri. Tanyakan pada diri sendiri, "What am I good at?" Cari tahu minat, bakat, keahlian, kemampuan, dan keunggulan Anda yang dapat ditonjolkan. Jika Anda bingung atau tidak yakin, coba ingat-ingat kembali penghargaan apa yang pernah Anda dapatkan atau apreasiasi seperti apa yang pernah diberikan oleh orang lain pada Anda. Personal branding Anda haruslah mencerminkan kekuatan dan kepribadian Anda yang sesungguhnya.
Be unique and different. Secara alamiah, keunikan selalu dapat menarik perhatian. Manfaatkan keunikan yang Anda miliki sebagai ciri khas Anda yang tidak dimiliki orang lain. Kekhasan Anda dapat berupa cara berbusana, cara berbicara, gaya menulis, gaya memimpin, kepribadian, kebiasaan tertentu, dan sebagainya yang sebaiknya dipatenkan menjadi trademark Anda.
Bangun persepsi positif. Dengan modal kemampuan dan keunikan Anda, mulailah bangun persepsi positif tentang diri Anda di mata publik. Selalu ada harapan yang terbentuk di benak publik manakala muncul seorang calon pemimpin, dan tugas Anda adalah memenuhi harapan itu. Tanamkan pada publik bahwa Anda memiliki solusi, memberikan nilai tambah, bermanfaat bagi mereka. Rebutlah kepercayaan publik agar senantiasa tercipta emosi positif tentang diri Anda.
Promosikan diri Anda. Tulis artikel, membuat buku, nge-blog, menjadi pembicara, ikut organisasi profesi, menjalin networking secara online maupun offline. Lakukan berbagai cara agar sosok Anda lebih exist dan dikenal luas. Buat diri Anda populer karena kualitas.
Manfaatkan popularitas untuk kebaikan. Tujuannya, mendapatkan simpati dari publik. Personal branding Anda sebaiknya di-share untuk membantu orang lain. Semakin sering Anda melakukannya, brand Anda akan semakin kuat.
Bersabarlah. Yang ingin Anda capai adalah personal branding yang long-lasting, bukan popularitas instan. Diperlukan kerja keras untuk membangun image sejak dari nol bahkan akan lebih sulit lagi untuk mempertahankannya. Jika Anda telah memiliki brand image yang cukup kuat namun tidak tergerak untuk meningkatkan kualitas diri, bersiaplah karena lambat laun kebintangan Anda akan meredup.
Jadi diri Anda sendiri. Akan sangat melelahkan menjadi seseorang yang bukan diri Anda. Demi popularitas, Anda rela berpura-pura menjadi orang lain dan melakukan sesuatu yang tidak Anda sukai dan kuasai. Personal branding adalah tentang bagaimana menjadi diri Anda sendiri. So, show them the truth within yourself!






Yang satu melihat betapa pentingnya perusahaan membangun employer brand yang bertujuan untuk mempertahankan dan merekrut super talented employee dan tulisan sekarang melihat bagaimana kita sebagai individu perlu membangun brand untuk diri kita sendiri dan kita merupakan CEO dan brand manager untuk diri kita sendiri. Tujuannya supaya talen kita sebagai individu dikenal orang dan perusahaan untuk meningkatkan value kita dan organisasi.

Perusahaan sangat mengerti betapa pentingnya branding dan oleh karena itu mereka berani meng-investasikan untuk itu. Dalam globalisasi seperti sekarang ini, personal branding menjadi penting juga, mengingat persaingan datang dari negara lain seperti Malaysia, Singapura dan India. Kalau kita tidak mempunyai personal branding yang kuat, maka yang dapat terjadi adalah meskipun kemampuan kita sama atau lebih dibanding dengan "expatriate" tetapi gajinya mungkin saja lebih rendah. Sama halnya dengan produk, kita tidak membeli kopinya, melainkan membeli starbucks-nya atau tidak membeli sepatu olahraganya melainkan membeli Nike misalnya. Meskipun ada sepatu yang lebih baik dari Nike tetapi dijual dengan merek Franz, maka orang lebih memilih membeli Nike. Memang dalam keseharian, personal branding juga dikaitkan dengan community branding yang melekat dengan personal orang tersebut, seperti misalnya alumni universitas tertentu, asal negara atau asal perusahaan dapat mempersepsikan orang tersebut. Ada perusahaan konsultan besar yang terkenal, misalnya, di dalamnya mempunyai soft asset yang istimewa seperti karyawan yang cerdas, motivasi tinggi dan mempunyai talen sehingga keluaran dari perusahaan tersebut dapat dibayar mahal di perusahaan lain. Baik atau buruknya persepsi dapat diubah dan diciptakan pada saat kita mengelola brand kita sendiri. Dalam hal ini betapa pentingnya intangible asset yang namanya brand ini.
Belum lagi di era teknologi informasi seperti sekarang, personal branding dapat membantu banyak hal. Dalam hal e-mail misalnya. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa kita sering kali menerima email dan menghapusnya sebelum dibaca, karena kita menganggap email tersebut tidak penting. Begitu juga dengan sms. Kalau kita sudah memiliki personal branding yang kuat, bisa dipastikan bahwa email atau sms yang kita kirim tidak akan dihapus sebelum dibaca. Kalau dari keseharian, kita dapat menyebut dan mengenal orang-orang yang mempunyai personal brand yang kuat. Sebut saja Rhenald Khasali sebagai pakar di bidang manajemen atau Roy Suryo sebagai pakar telekomunikasi, misalnya. Nama mereka sudah dapat diasosiasikan dengan keahlian tertentu. Personal Branding seperti inilah yang kita perlu bangun untuk menjadikan kita lebih mempunyai value.
Brand seperti apa yang perlu dibangun? Jawabnya sederhana, yaitu brand yang terpercaya dan dibangun berdasarkan reputasi. Kalau kita seorang sales executive, tentu saja reputasi dilihat dari banyak aspek diantaranya adalah bagaimana kita mencapai target dan membina hubungan dengan pelanggan, misalnya. Seorang pemimpin dilihat dari bagaimana organisasi menjadi lebih berkembang dengan cara-cara yang benar, misalnya. Seperti sudah disebut sebelumnya, brand berkaitan dengan persepsi sehingga reputasi yang kita bangun seyogyanya selaras dengan persepsi yang akan kita bangun.
Tantangan kita sekarang adalah bagaimana kita memulai memasarkan brand kita? Banyak sekali cara tentang hal ini. Salah satunya sudah dibahas dalam edisi bulan lalu tentang online networking dan memang online networking merupakan tools yang efektif untuk membangn personal brand. Cara lainnya, misalnya, kalau kita senang menulis, coba kirimkan artikel ke media. Dalam hal ini tidak harus dimulai dengan media yang berskala nasional. Kita dapat memulai dengan media lokal atau komunitas kecil dulu. Kalau untuk mahasiswa, misalnya, dapat juga menulis di media kampus. Atau kalau kita senang sebagai public speaker, dapat dimulai dengan memberi seminar, mengajar, menjadi asisten atau lainnya. Tulisan, seminar, email yang kita kirim, dan lainnya diharapkan mencerminkan hal-hal yang berkaitan dengan brand kita. Cara-cara komunikasi yang disebutkan di atas tentu saja tidak memerlukan biaya besar tetapi dapat menciptakan word of mouth marketing, seperti halnya networking melalui teman, kolega, klien maupun customers. Yang tidak kalah pentingnya juga adalah aktif mengikuti organisasi profesi dan juga alumni.
Apapun profesi kita, personal brand perlu dibangun dan dikelola oleh diri kita sendiri. Kedudukan atau jabatan menjadi tidak signifikan lagi andai saja kita sudah mempunyai brand yang kuat karena hal itu akan mengikuti dengan sendirinya. Personal brand dapat menjadi intangible asset yang sangat bernilai seperti halnya cocacola, pepsi col, Mc Donald dan masih banyak lagi. Selamat dan sukese membangun brand. Personal branding adalah suatu proses membangun identitas khas seseorang sehingga dikenal publik.

Kunci Sukses Dimasa Depan
Semua orang berharap akan kesuksesan dikemudian hari, beberapa orang dapat mewujudkannya namun tak sedikit pula yan gagal. lalu bagaimana cara agar kita bisa sukses dikemudian hari? tidak ada cara yang sudah pasti dapat menjamin kesuksesan seseorang, tapi dengan kerja keras dan kegigihan tidak ada yang tidak mungkin.
Inti dari semua itu adalah:
Berhenti berfikir, berhenti berbicara, dan mulailah untuk melakukannya.
Mulailah melakukan hal hal yang sudah anda rencanakan sebelumnya, tanpa harus memikirkan kegagalan, pepatah mengatakan:
Kegagalan adalah sukses yang tertunda
Sukses itu adalah impian semua orang yang ingin membahagiakan keluarga dan dirinya sediri. Kesuksesan bisa kita gapai dengan adanya kemauan dan tekun dalam diri kita, sebenarnya kita bisa untuk menjadi orang yang sukses di masa depan kelak karena kita sebagai umat yang beragama mempunyai iman dan takwa kepada Allah SWT yang selalu adil kepada umatnya.
Kita harus optimis dan percaya diri bahwa kita mampu dan bisa untuk meraih keberhasilan dalam hidup kita .Semangat dan tidak mudah putus asa itu adalah kunci untuk meraih kesuksesan.
Jadilah diri kita sendiri dan jangan untuk mencoba menjadi diri kita sendiri, karena kita harus tunjukan jati diri dan bakat kita dan salurkan itu semua, insya allah semua keinginan kita bisa kita capai.Kesuksesan adalah kesenangan kita di masa depan kelak.
Go smart...Go freedom..


Kiat sukses menghadapi tantangan masa depan
Google. Suatu nama besar yang dibangun dan diawali oleh anak muda bermimpi besar. Mimpi besar yang kemudian ditinjaklanjuti dan diawali, meskipun dengan langkah kecil, yaitu Search Engine. Tetapi langkah kecil itu dilanjutkan dengan langkah besar, yaitu konsistensi tim untuk terus mencari cara, teknologi, skema, trik, dan langkah apapun yang membuat Search Engine makin bermanfaat dari waktu ke waktu. Itulah produk kreatifitas yang dilakukan secara terus menerus, hasilnya luar biasa. Saat ini, tidak ada satupun peselancar internet di dunia ini yang dapat lepas dari memanfaatkan Search Engine Google.
Saya tidak akan menceritakan rincian teknologi yang dipakai oleh Google dengan Search Engine, Google Earth, dan Google Map nya. Saya lebih tertarik untuk membahas dan mengajak Anda untuk melihat sisi lain yang saya kira lebih bermanfaat dan relevan untuk tantangan Anda di masa mendatang. Anda akan berhasil menjawab tantangan masa depan, seandainya Anda mengetahuinya dan memiliki sikap yang benar tentang hal itu.
Beberapa hal ingin saya ungkapkan, dan sebagian di antaranya merupakan judgement dan sudut pandang pribadi yang memerlukan keterlibatan Anda untuk berfikir, dan mungkin untuk berbeda pendapat.
Pemikiran Visioner
Kita sering mendengar istilah ini. Istilah yang cocok kita lekatkan, ketika pada umur yang sangat muda Bill Gate mengemukakan pemikirannya tentang komputer di setiap meja kerja Anda, ‘computer in any desk’. Pada saat itu, komputer yang dikenal adalah perkakas besar berharga mahal, hanya dimiliki oleh perusahaan besar. Tidak mungkin pengguna personal memakai komputer di meja kerja.Orang pada saat itu berfikir “mimpi, kali yee?”. Dengan visi besar dan kerja kerasnya, Bill Gate berhasil membuktikan bahwa mimpinya bisa diwujudkan sebagai realitas. Yang dilakukan Bill Gate bukan membuat perangkat keras komputer itu, melainkan membuat sesuatu yang memungkinkan komputer itu berjalan, yaitu software sistem operasi.
Dalam perjalanan sejarah dunia ini, kita menjumpai banyak orang yang memiliki pemikiran visioner dan kemudian dengan segala keyakinan dan kerja kerasnya, berhasil mengubah visinya menjadi realitas yang mendatangkan manfaat besar bagi dirinya dan lingkungan. Mereka adalah orang-orang yang tidak akan dilupakan oleh zaman, karena mereka menjadi bagian yang menentukan suatu era zaman.
Anda diharapkan memiliki pemikiran yang visioner. Pemikiran mengenai keadaan yang lebih baik di masa yang akan datang, 10 tahun, 20 tahun, 50 tahun, atau bahkan ratusan tahun lagi. Pemikiran mengenai keadaan yang lebih baik mendatangkan inspirasi. Inspirasi melahirkan motivasi. Motivasi mengarahkan pada daya juang dan kemampuan untuk bertahan pada situasi sulit. Pelengkap dari semua itu adalah keseriusan Anda untuk berkreasi dengan memanfaatkan potensi otak kita dan sumber pengetahuan yang sangat beragam.
Sudah saatnya, kita semua membangun visi yang benar dan positif tentang masa depan. Itu akan mengarahkan kita kepada terciptanya karya-karya yang bermanfaat. Kita akan dituntun untuk menjadi lebih produktif.
Pencarian Terus Menerus Tak Kenal Menyerah
Teruslah mencari. Anda akan terus menemukan. Ketika seorang anak muda penemu Google berkhayal, bermimpi, bervisi, dan kemudian bercita-cita, ia kemudian melakukan serangkaian upaya terus menerus untuk menggapainya, dari yang kecil kemudian membesar. Perbaikan dilakukan terus menerus secara vertikal makin mendalam-mendetail, dan secara horisontal makin meluas-melebar. Anda mungkin ingat kisah Thomas Edison menemukan bola lampu listrik. Ia melakukan percobaan dan kesalahan berkali-kali, bahkan mendekati angka 1000 kali. Pernahkah Anda mencoba melakukan sesuatu lebih dari 1 kali, 10 kali, atau seratus kali, sebelum akhirnya Anda mendapatkan sesuatu yang Anda idamkan? Itu hukum alam yang berlaku. Sedikit sekali keberhasilan yang dicapai dengan mudah, bahkan itu terjadi di buku-buku dongeng. Sang Pangeran berjuang melewati rintangan bertubi-tubi, sebelumnya akhirnya berhasil membawa Sang Putri.
Kombinasi Pemikiran ‘Blink’ dan ‘Think
Anda masih ingat tentang bagaimana Newton menemukan hukum Gravitasi? Ia sedang duduk di bawah pohon, ketika sebuah apel jatuh di dekatnya. ‘Blink’, begitu situasinya. Dari kejadian sekejap, ia kemudian merumuskan hukum gravitasi yang menjadi ibu dari semua konsep tentang statika dan mekanika di bumi ini. Tetapi, apakah hanya ‘Blink’ itu yang menjadi penentunya? Tentu tidak. Newton telah berfikir keras tentang alam, jauh sebelum ditemukannya hukum gravitasi. Dan ia tidak berhenti berfikir setelah peristiwa ‘Apel jatuh’ tadi. Itu yang terjadi pada banyak penemuan dan penemu besar di bumi ini. Suatu ide besar kadang terjadi sekejap, blink. Tetapi, itu tidak cukup. Dibutuhkan ‘think’, yaitu berupa pemikiran lanjutan, upaya terus menerus, trial-and-error berkali-kali, sampai ide besar mewujud menjadi menyataan. Itu yang hampir selalu ada di perusahaan-perusahaan besar seperti Intel, Oracle, Microsoft, Sun Microsystem, IBM, dan lain-lain. Serangkaian ‘blink’ and ‘think’ menghiasi perjalanan mereka berkarya dari waktu ke waktu, sehingga kita bisa melihat ribuan produk dari mereka terus lahir.
Perusahaan yang berhasil dicirikan paling tidak oleh 3 hal, yaitu 1. kreatifitas : kemampuannya untuk menemukan ide baru, 2. Eksekusi, kemampuannya untuk menerapkan serangkaian proses bisnis dari ujung ke ujung, dari dapur produksi ke distribusi produk, dengan konsep perbaikan terus menerus (continual improvement), dan 3. Agility, kelincahan menyiasati perubahan zaman. Nokia terus menghasilkan produk-produk baru dengan fitur-fitur yang menawan. Umur produk menjadi makin pendek. Kita bisa membayangkan ratusan langkah yang harus dilakukan dari awal keluarnya ide tentang produk baru, kegiatan riset produk, riset pasar, perancangan, manufaktur, distribusi, promosi, pre sales, maintenance, dan lain-lain. Itu membutuhkan disiplin ‘think’ yang sangat ekstra. Kalau tidak, Nokia akan segera ditinggal konsumen. Nokia terus melihat pasar yang terus berubah, dan dia mencari siasat agar produknya juga terus diminati konsumen yang senang sekali berubah.
Agility
Kelincahan adalah kunci sukses. Ini mensyaratkan mata Anda tidak pernah terpejam melihat situasi sekitar. Selanjutnya otak Anda akan berfikir mencari pemikiran antisipatif atas perubahan yang terjadi di sekitar. Inilah inti permainannya. Agility seperti sistem kontrol berumpan balik. Pusat kontrolnya adalah otak kita dan inputnya adalah mata dan seluruh indera kita.Saat ini telah terjadi pergeseran pandangan mengenai bisnis, dari bisnis konvensional ke bisnis modern. Pergeseran itu bersumber pada cara bisnis memandang manusia. Dulu bisnis menyebut pihak yang memakai produk sebagai konsumen. Sekarang bisnis harus memandang lebih ‘manusiawi’ siapa yang berhubungan dengannya dengan sentuhan personal agar hubungannya lebih kuat. Dulu keberhasilan bisnis ditentukan oleh produk. Sekarang keberhasilan bisnis lebih ditentukan oleh mutu servisnya, ketimbang produknya. Dan ada banyak hal lagi yang mewarnai pergeseran-perubahan itu.
Mereka yang memahami pergeseran dan mengantisipasinya akan terus bertahan dan berjaya. Mereka yang buta akan segera berakhir. Agility suatu perusahaan terkait pada masalah seperti ini.
Keberhasilan Akademik BUKAN Penentu Satu-Satunya Keberhasilan
Adakah suatu kebetulan, bila pendiri dan pemilik Microsoft, Oracle, dan DELL adalah mahasiswa yang secara sukarela meninggalkan bangku kuliah tanpa wisuda? Meskipun akhirnya, Bill Gate diwisuda oleh Harvard pada tahun ini, 2007?
Anda tidak boleh mengambil kesimpulan yang salah, dan kemudian keluar dari perkuliahan agar sukses di masa depan. Saya hanya ingin menyampaikan pendapat bahwa yang menetukan keberhasilan Anda bukan lah sekolah dan gelar Anda. Saya memiliki banyak teman yang sukses di perkuliahan, tetapi tidak terlalu cemerlang dalam berkarier. Namun sebaliknya, saya menjumpai banyak orang yang ternyata cemerlang dalam pekerjaan, meskipun tidak terlalu cemerlang dalam akademik. Saya tidak merasa perlu juga mencari korelasi antara keduanya.
Sisi baiknya adalah bahwa Anda yang nilainya pas-pasan tidak perlu berkecil hati untuk lebih sukses dari teman-teman Anda yang memiliki nilai lebih baik. Anda yang memiliki nilai baik di akademik perlu lebih peka menjaga agar keberhasilan akademik Anda dapat menjadi salah satu modal bagi keberhasilan Anda di karier. Modal yang lain harus Anda gali dan segera miliki.
Kita tahu ada banyak perusahaan seperti Microsoft yang dengan tangan terbuka akan menerima Anda bekerja di sana, meskipun Anda tidak sempat diwisuda karena lebih menikmati kreasi dan belajar informal daripada mengikuti kurikulum formal perguruan tinggi. Kita juga tahu ada lebih banyak perusahaan di dalam dan luar negeri yang mensyaratkan status S1, S2, atau S3. Anda bebas merencanakannya.
Tetapi berkarya tidaklah selalu bekerja di perusahaan milik orang lain. Anda sanggup, asal mau, untuk berkarya di perusahaan yang Anda ciptakan sendiri, lapangan kerja yang Anda bangun sendiri. Ini lah lahan berkarya yang hampir tidak terbatas, sangat lebar dan luas. Lahan ini menuntut daya eksplorasi dan eksploitasi potensi otak dan otot kita.
Enterpreunership menuntut kita terus-menerus memiliki visi ke depan, terus menerus menggali ide ‘blink’ dan keras berfikir untuk mewujudkanya, bersikap agile dari waktu ke waktu, dan tidak menyandarkan gelar kesarjanaan sebagai satu-satunya modal kesuksesan.
Mengamati perkembangan teknologi saat ini seharusnya membangkitkan semangat kita untuk maju dan berkarya. Saat ini kita melihat berbagai perkembangan menarik, yang sedang terjadi
1.      Konvergensi teknologi komputer dan telekomunikasi
2.      Konvergensi teknologi komunikasi dan inovasi content
3.      Pergeseran model bisnis dari menjual produk ke menjual jasa
Konvergensi atau menyatunya teknologi komputer dan telekomunikasi menjadikan jaringan informasi makin membesar, menghubungkan simpul-simpul jaringan berupa mesin-mesin pemroses yang makin bervariasi, seperti PC, notebook, pocket PC, hand phone, televisi, piranti periferal, piranti kontrol ke mesin produksi, dan lain-lain. Ini mendatangkan efek manfaat yang sangat besar berupa makin kuatnya ide otomatisasi proses bisnis yang makin meluas. Interkoneksi yang makin luas dan lancar akan meningkatkan efektifitas proses, dan mudah-mudahan efisiensi pemanfaatan sumber daya, terutama waktu proses. Bagi bisnis, ini membuka peluang bagi Anda untuk mencari ide-ide mengenai otomatisasi perkantoran atau proses bisnis yang melibatkan piranti-piranti komunikasi atau mesin pemroses yang ada di pasaran. Syaratnya adalah pemahaman mengenai kompleksitas proses bisnis dan pemahaman mengenai fitur-fitur produk telekomunikasi dan jejaring komputer.
Menyatunya teknologi informasi dan inovasi content akan mempercepat tersebar dan terbangunnya pengetahuan dan kecerdasan masyarakat. Content bisa berupa suara, gambar, dan teks. Topik content bisa sangat bervariasi bergantung kebutuhan komunitas. Inovasi content adalah kreasi untuk menyuguhkan topik pengetahuan dalam format yang menarik bagi komunitas, dan mudah disebarkan melalui teknologi informasi yang berkembang. Peluang Anda sangat terbuka untuk berkarya di bidang ini. Yang dibutuhkan adalah kecermatan Anda membaca selera komunitas dan sesegera mungkin mencari format/ model take-and-give dari Anda pemilik bisnis dan komunitas penikmat content.
Bisnis ke depan berorientasi pada aliran jasa, bukan barang. Fokuslah pada bentuk aliran yang mungkin di masa depan. Anda bisa membuat software mainan kecil yang dipublish ke situs Anda. Selanjutnya, melalui promosi, orang lain bisa mengunjungi situs Anda dan memanfaatkan software mainan Anda. Anda perlu fokus pada “pemanfaatan sesuatu” dibandingkan “pemilikan sesuatu”. Konsumen Anda cukup menyewa dari Anda, tidak perlu membeli dari Anda.
Saya ingin menutup tulisan saya dengan mengajak Anda untuk segera lebih memikirkan tentang kreasi atau karya daripada bekerja. Berfikir tentang kreasi berujung pada manfaat bagi orang lain. Berfikir tentang bekerja berujung pada gaji atau penghasilan. Kemanfaatan bagi orang lain tentu lebih mulia dari dari sekedar gaji atau penghasilan. Kemanfaatan bagi orang lain, bahkan akan menghasilkan sesuatu yang lebih banyak dan luas dari gaji itu sendiri. Namun demikian, Anda tentu bisa berkreasi sambil bekerja pada orang lain. selain itu juga yang terpenting anda harus memiliki Mindset yang Benar

1 comment: